Keraton Yogyakarta
16 Januari 2020 168x Wisata Jogja
Tak lengkap rasanya jika Anda pergi berwisata ke Jogja tetapi tidak mengunjungi Keraton Yogyakarta. Keraton ini adalah istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang terletak di jantung provinsi. Saat Anda menarik garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Selatan, maka Keraton ini berada di tengahnya. Tempat ini juga menjadi salah satu wisata jogja yang banyak dikunjungi.
Bangunan Keraton Yogyakarta
Jika Anda mengelilingi keraton, akan tampak bahwa keraton ini memiliki corak arsitektur Jawa tradisional. Akan tetapi ada sedikit bagian dari kompleks ini yang tersentuh oleh gaya asing seperti Belanda, Portugis, atau Cina. Pada setiap kompleks, biasanya bangunannya berkonstruksi joglo atau turunannya. Ada yang berbentuk joglo terbuka (bangsal) ataupun tertutup (gedhong/ gedung). Selain joglo, ada pula tratag yang berupa kanopi beratap dan bertiang bambu. Dalam perkembangannya, tratag ini beratap seng serta bertiang besi.
Ada tujuh kompleks inti yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta, yaitu Siti Hinggil Ler (Balirung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kamagangan, Kedhaton, Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan), serta Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan).
Di sekitar keraton, baik di dalam keraton inti maupun di luar beteng yang telah ditempati oleh masyarakat, terdapat 9 jenis pohon yang memiliki arti filosofis. Pohon-pohon tersebut antara lain adalah pohon beringin, pohon sawo kecik, pohon gayam, pohon tanjung, pohon asem, pohon kemuning, pohon bodhi, pohon kepel watu, dan pohon jambu darsana dan jambu tlampok arum.
Dua buah pohon beringin yang ditanam di area masuk dan di tengah alun-Alun kidul (Selatan). Pohon ini melambangkan perlindungan atau pengayoman, keadilan, serta keabadian. bersatunya manusia dengan Tuhan yang memberikan hidup. Yang diwujudkan melalui ringin kurung yang ada di Alun alun Karaton. Di dalam bahasa Sansekerta, pohon beringin selain disebut sebagaiwaringin juga disebut dengan nyagrodha atau satavrksa. Pohon ini adalah perwujudan dari jagad Dewa Wisnu.
Di antara pohon-pohon tersebut pohon sawo kecik adalah salah satu pohon yang banyak ditemukan di halaman bangunan keraton, terutama di pelataran Kedhaton. Secara filosofis, pohon sawo kecil memiliki makna “sarwa becik” (selalu dalam kebaikan).
Sejarah Keraton Yogyakarta
Tak lama setelah Perjanjian Giyanti (1755), Sultan Hamengku Buwono I mulai mendirikan Keraton Yogyakarta. Dulunya, areal tempat dibangunnya keraton ini adalah bekas pesanggrahan Garjitawati. Pesanggrahan ini dulunya digunakan untuk tempat istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram yang akan dimakamkan di Imogiri yang terletak di wilayah Kabupaten Bantul.
Menurut sumber lain, lokasi keraton Yogyakarta dulunya adalah sebuah mata air, Umbul Pacethokan yang terletak di tengah hutan beringin. Sebelum bertempat di keraton, Sri Sultan Hamengku Buwono I terlebih dahulu berdiam di Pesanggrahan Ambarketawan (Gamping, Kabupaten Sleman).
Warisan Budaya
Selain bangunan yang megah dan bernilai, Keraton Yogyakarta juga memiliki kekayaan budaya lain. Ada upacara adat (tumplak wajik, grebeg, sekaten, siraman pusaka, dan labuhan), tari-tarian, gamelan, serta pusaka. Upacara-upacara adat yang merupakan warisan zaman kerajaan dulu masih terus dilaksanakan hingga sekarang.
Jika Anda datang ke sini, Anda bisa menyaksikan suguhan tarian khas Keraton Yogyakarta. Tiga tarian yang biasa dipertunjukkan adalah Tari Golek Ayun-ayun, Beksan Srikandi Suradewati, serta Sendratari Arjuna Wiwaha. Biasanya tarian ini dipertunjukkan kepada umum setiap hari Minggu.
Selain tarian, Anda bisa menikmati keeksotisan lain dari Keraton Yogyakarta, yaitu pertunjukan wayang, gamelan, serta macapat. Anda juga bisa melihat keseharian abdi dalem keraton amupun koleksi yang ada di tempat itu. Kompleks keraton ini sebagian berfungsi sebagai museum. Di dalamnya terdapat replika pusaka milik keraton, gamelan, serta koleksi milik kesultanan yang beberapa di antaranya didapat dari pemberian raja-raja di kawasan Eropa.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk ke Keraton Yogyakarta adalah Rp 7.000,00 untuk pengunjung lokal, Rp 12.500,00 untuk pengunjung asing, Rp 1.000,00 untuk tiket kamera, dan Rp 30.000,00 untuk tip pemandu. Jadi, dengan berbekal sekitar Rp 10.000,00 Anda bisa menikmati suasana Jawa di Keraton Yogyakarta. Anda bisa mengunjungi keraton di antara pukul 09.00 hingga 14.00.
Akses dan Akomodasi
Rute untuk menuju keraton ini sangat mudah karena terletak di pusat kota. Jika Anda sudah masuk di wilayah kota Jogja, ada banyak plang yang yang akan menuntun Anda sampai ke keraton. Jika Anda kebingungan, Anda bisa bertanya kepada warga untuk memastikan arah Anda.
Di pusat kota ini, kendaraan mudah didapat. Baik itu berupa angkutan umum seperti bus atau trans jogja. Anda yang mengambil paket tur Jogja atau paket wisata Jogja barangkali tidak perlu memikirkan hal ini karena semua akomodasi sudah ditanggung. Akan tetapi, bepergian dengan mengambil paket seperti ini mungkin tidak memuaskan Anda yang memiliki jiwa petualang.
Apabila Anda bepergian sendirian atau sedang backpacker-an bersama beberapa teman Anda, Anda bisa memanfaatkan jasa rental motor jogja atau rental mobil jogja. Dengan menyewa kendaraan ini, Anda bisa pergi ke mana saja mengunjungi tempat-tempat di Jogja yang tidak terjangkau oleh angkutan umum.
Untuk soal penginapan, di sekitar Keraton Yogyakarta banyak penginapan yang bisa Anda sewa. Salah satu keuntungan jika Anda menginap di daerah ini adalah Anda bisa mengunjungi tempat-tempat di sekitar keraton hanya dengan berjalan kaki. Di sekitar keraton, ada beberapa tempat yang bisa Anda sambangi, seperti Benteng Vredeburg, Malioboro, Taman Budaya, Pasar Beringharjo, Taman Pintar, Tugu Jogja, dan beberapa pusat perbelanjaan/ kuliner yang ada di sekitarnya.
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
087839793900 -
Whatsapp
087839793900
Belum ada komentar